Desain grafis mulai berkembang pesat seiring dengan
perkembangan sejarah peradaban manusia saat ditemukan tulisan dan mesin cetak.
Pada tahun 1447, Johannes Gutenberg (1398-1468) menemukan teknologi mesin cetak
yang bisa digerakkan dengan model tekanan menyerupai disain yang digunakan di
Rhineland, Jerman, untuk menghasilkan anggur. Ini adalah suatu pengembangan
revolusioner yang memungkinkan produksi buku secara massal dengan biaya rendah,
yang menjadi bagian dari ledakan informasi pada masa kebangkitan kembali Eropa.
Tahun 1450 Guterberg bekerjasama dengan pedagang dan pemodal
Johannes Fust, dibantu oleh Peter Schoffer ia mencetak “Latin Bible” atau
disebut “Guterberg Bible”, “Mararin Bible” atau “42 line Bible” yang
diselesaikanya pada tahun 1456. Temuan Gutenberg tersebut telah mendukung
perkembangan seni ilustrasi di Jerman terutama untuk hiasan buku. Pada masa itu
juga berkembang corak huruf (tipografi). Ilustrasi pada masa itu cenderung
realis dan tidak banyak icon. Seniman besarnya antara lain Lucas Cranach dengan
karyanya “Where of Babilon”.
Pada perkembangan berikutnya, Aloys Senefelder (1771-1834)
menemukan teknik cetak Lithografi. Berbeda dengan mesin cetak Guterberg yang
memanfaatkan teknik cetak tinggi, teknik cetak lithografi menggunakan teknik
cetak datar yang memanfaatkan prinsip saling tolak antara air dengan minyak.
Nama lithografi tersebut dari master cetak yang menggunakan media batu litho.
Teknik ini memungkinkan untuk melakukan penggambaran secara lebih leluasa dalam
bentuk blok-blok serta ukuran besar, juga memungkinkan dilakukannya pemisahan
warna. Sehingga masa ini mendukung pesatnya perkembangan seni poster. Masa
keemasan ini disebu-sebut sebagai “The Golden Age of The Poster”.
Tokoh-tokoh seni poster tehnik lithogafi (1836-1893) antara
lain Jules Cheret dengan karya besarnya “Eldorado: Penari Riang” (1898), “La
Loie Fuller: Penari Fuller” (1897), “Quinquina Dubonnet” (1896), “Enu des
Sirenes” (1899). Tokoh-tokoh lainnya antara lain Henri de Toulouse Lautrec dan
Eugene Grasset.
Desain grafis mengalami perkembangan pesat setelah
ditemukannya tulisan dan mesin cetak. Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama
telah membawa peradaban baru dalam sejarah peradaban Barat dengan
diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian, agama, serta alfabet latin yang
dibawa dari Yunani.
Di masa sekarang kita bisa melihat banyak sekali
perkembangan yang terjadi akibat pengaruh desain grafis. Beberapa di antaranya
adalah komputer dan mesin cetak dengan teknologi yang tinggi. Semua itu tentu
memudahkan pembuatan desain grafis. Banyak produk lain yang muncul melalui
desain grafis seperti surat kabar, majalah, video animasi seperti kartun dan
sebagainya. Semua itu muncul melalui desain grafis. Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa
digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja,
“desain” memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru”.
Sebagai kata benda, “desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah
proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk
obyek nyata.
Perkembangan
Desain Grafis di Berbagai Media
Desain grafis adalah suatu bentuk
komunikasi visual yang menggunakan teks dan atau gambar untuk menyampaikan
informasi atau pesan. Seni desain grafis mencakup kemampuan kognitif dan
keterampilan termasuk tipografi, pengolahan gambar, dan page layout. Desainer
grafis menata tampilan huruf dan ruang komposisi untuk menciptakan sebuah
rancangan yang efektif dan komunikatif. Desain grafis melingkupi segala bidang
yang membutuhkan penerjemahan bahasa verbal menjadi perancangan secara visual
terhadap teks dan gambar pada berbagai media publikasi guna menyampaikan
pesan-pesan kepada komunikan dengan efektif.
Desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine
art. Seperti jenis komunikasi lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada
proses pembuatan (mendesain) atau pun produk yang dihasilkan
(desain/rancangan). Pada awalnya desain grafis diterapkan untuk media-media
statis, seperti buku, majalah, dan brosur. Sebagai tambahan, sejalan dengan
perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik – yang
sering kali disebut sebagai “desain interaktif” (interactive design), atau
“desain multimedia” (multimedia design’)
Pengaruh kebudayaan
dan teknologi dalam membuat Desain Pemodelan Grafis
Kebudayaan adalah suatu
kebiasaan/folkways yang diwariskan turun temurun melalui proses pembelajaran
yang telah mendarah daging sehingga tidak berubah, kebudayaan terbagi menjadi
beberapa macam : 1. adat istiadat, 2. Kesenian, 3. hukum adat(hukum tidak
tertulis tetapi dipatuhi oleh masyarakatnya) ,4. kebiasaan/cara
hidup(folkways).
Kebudayaan juga memberikan kontribusi dan pengaruh paling
luas dan dalam pada perilaku manusia. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai
dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota
masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap kebudayaan didalamnya memiliki sub-budaya –
sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang
lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi 4
kelompok(golongan) : 1. kelompok nasionalisme, 2. kelompok keagamaan, 3.
kelompok ras, 4. area geografis. Banyak subbudaya yang mempengaruhi pembentukan
segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program
pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen berdasarkan hasil survei
dan riset pada masing-masing sub-kebudayaan.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen
dan bertahan lama dalam lingkungan suatu masyarakat, yang tersusun secara
hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.
Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan,
tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan
variabel lain (di luar variabel pasti) atau kita sebut variabel bebas.
Salah satu contohnya yaitu pembungkus rokok. Sebagai
desainer dihadapkan dengan tantangan membuat desain menarik yang sesuai dengan
persyaratan hukum, tetapi perlu diperhatikan disini, bahwa efek dari desain
pembungkus rokok tersebut dapat meningkatkan minat masyarakat untuk merokok
meski di pembungkus tersebut dicantumkan peringatan kesehatan.
Dari semua itu bisa kita simpulkan bahwa suatu desan
pemodelan grafis dapat memberi pengaruh tersendiri terhadap kebudayaan suatu
masyarakat baik atau buruk. Inilah yang kadang menimbulkan pro dan kontra.
Meski begitu semua itu tergantung pada masyarakat yang menerimanya.
Desain Pemodelan
Grafis dari segi Interaksi Manusia dan Komputer
Kemampuan estetika dari desain grafis dan tipografi adalah
peningkatan yang penting terhadap desain sistem manusia-komputer sebagai
pengguna antarmuka menjadi lebih fleksibel dan powerful. Bagaimanapun, hal ini
belum dapat diklaim untuk menjadi media baru yang tekstual dan penampilan
grafik yang diunggulkan. Jelasnya, tidak ada individu dapat diharapkan
mempunyai pelatihan formal di semua bidang tersebut, walaupun permintaan cukup
tinggi untuk orang dengan latar belakang multidisipliner, gabungan kemampuan
sistem komputer dengan beberapa keahlian ilmu manusia.
Suatu alternatif yang lebih realistis adalah untuk menuju ke
suatu kesadaran akan tingkat pemahaman menyeluruh dari subjek bidang-bidang
yang relevan, mungkin dikombinasikan dengan ilmu yang khusus dalam satu bidang
atau lebih. Tingkat kesadaran dari ilmu pengetahuan adalah esensi khusus untuk
insinyur dan ilmuwan komputer, yang secara mendasar diharapkan mendesain
antarmuka pengguna-sistem sebagai bagian dari sistem proses desain secara
menyeluruh. Dengan semakin nyata suatu desain grafis yang tercipta maka akan
semakin baik untuk digunakan. Karena itu semakin banyak teknologi yang muncul
untuk membantu proses pengerjaan dan pembuatan grafis.
Sumber :
http://desoftskill.blogspot.co.id/2015/09/pengaruh-teknologi-terhadap.htmlNama : Timotius Thomas
NPM : 58413913
Kelas : 3IA21
Matkul : Desain Pemodelan Grafik
Dosen : Syefani Rahma Deski
Tidak ada komentar:
Posting Komentar