Jumat, 17 Januari 2014

Konflik Diri Sendiri



Konflik merupakan permasalahan yang sering terjadi di dalam kehidupan kita. Konflik adalah pertentangan yang kerap terjadi pada seseorang di mana hal tersebut timbul karena adanya keinginan-keinginan yang saling berlawanan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih atau kelompok di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan tersebut melibatkan fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Konfilk sendiri dianggap sebagai hal yang wajar mengingat banyak ciri-ciri individual yang bervariasi. Setiap lapisan masyarakat pernah mengalami konflik.

Konflik sendiri tidak hanya melibatkan dua atau lebih orang dan kelompok namun juga bisa hanya melibatkan diri sendiri. Konflik yang melibatkan diri sendiri bisa terjadi karena adanya dua atau lebih keinginan yang ingin dicapai namun berbeda jalan untuk mendapatkannya. Keinginan itu bisa berhubungan dengan profesi, studi, hobi, keluarga, dan sebagainya. Konflik-konflik ini bisa membuat seseorang mengalami kebingungan, stress, dan depresi terutama jika keinginan itu tidak tercapai. Hal-hal inilah yang menimbulkan berbagai masalah yang muncul karena konflik di dalam diri kita sendiri. Semakin banyak konflik dalam diri maka semakin stress seseorang itu dan bukan tidak mungkin terjadi keputusasaan yang panjang dan mental yang lemah.

Konflik dapat menimbulkan masalah dalam batin dan kehidupan tetapi bukan berarti tidak dapat diatasi. Berikut beberapa cara untuk menghadapi konflik-konflik dalam diri kita :

-  Percaya diri

Konflik dalam diri bisa terjadi karena kurangnya kepercayaan diri atau sering minder. Tentu ini membuat seseorang merasa tidak mampu dan batinnya akan lemah. Akibatnya muncul konflik dalam diri yang mengatakan bahwa “Saya tidak bisa”. Percayalah akan kemampuan diri sendiri. Agar kepercayaan diri semakin kuat, belajarlah dan bekerjalah dengan baik. Dengan begitu seseorang akan memiliki kepercayaan diri bahwa dia bisa melakukannya.

- Buat perencanaan yang baik

Kurangnya rencana yang baik akan suatu tindakan akan membuat semua pekerjaan dan tindakan tidak sesuai dengan target. Sebelum melakukan suatu pekerjaan, buatlah rencana yang baik agar semua langkah-langkah yang ditempuh dapat teratur dan pekerjaan dapat dilakukan dengan baik.

- Jangan buat masalah

Permasalahan bukan saja menciptakan konflik dengan orang lain namun juga menciptakan konflik di dalam diri kita seperti penyesalan dan sebagainya. Masalah pasti bisa terjadi di dalam kehidupan kita namun jika kita bisa menghindarinya, kenapa kita harus membuat masalah. Karena itu, selalu berusaha menghindari masalah dan kalaupun harus mengalami masalah, cobalah untuk menyelesaikannya dengan tenang dan cermat.

Konflik merupakan bagian dalam hidup. Kita pasti akan mengalami konflik di dalam menjalankan kehidupan kita. Di sinilah kemampuan kita diuji apakah kita bisa mengatasi konflik tersebut atau justru terbawa oleh arus dari konflik yang kita alami. Jangan takut dengan konflik yang kita alami. Berpikir tenang dan berdoa selalu agar kita bisa kuat dalam menghadapi berbagai konflik dalam kehidupan kita.

Kamis, 16 Januari 2014

Sosial Media dan Pengaruhnya di Masyarakat



Media sosial merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi kita. Media sosial adalah media online, di mana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Media sosial juga merupakan media yang digunakan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Masyarakat di masa kini, terutama yang tinggal di perkotaan, sudah mengenal media sosial. Itu tidak lepas dari fungsi yang dimiliki oleh media-media sosial yang sangat membantu kita. Fungsi-fungsi dari media sosial antara lain :

-        -  Membangun hubungan sosial dengan sesama,
-        -  Membantu pembelajaran, dan
-        -  Menjangkau global dalam berbagai bidang.

Media sosial memiliki peranan yang cukup penting bagi sosialisasi dan kehidupan masyarakat masa kini. Berbagai kemudahan dan manfaat dalam berkomunikasi dan bersosialisasi menjadikan media sosial semakin digunakan oleh masyarakat masa kini. Berbagai kalangan menggunakan media sosial, baik tua muda, rakyat biasa dan pejabat, pengusaha-pengusaha, guru dan siswa, dan banyak kalangan lainnya menggunakan media sosial. Di masa kini media sosial sangat mudah untuk diakses. Di kota-kota banyak tempat yang menyediakan tempat untuk mengakses internet (hot-spot). Ini membantu kita untuk menggunakan media sosial di masa kini. Dengan penggunaannya kita bisa mendapat berbagai manfaatnya. Media sosial memiliki banyak manfaat bagi kita semua yaitu :

-     -     Membantu dalam menghubungi dan bersosialisasi dengan sesama. Tentu tidak semua orang yang kita kenal tinggal berdekatan. Ada yang tempat tinggalnya jauh dari tempat tinggal kita. Suatu waktu kita akan memerlukan bantuan mereka baik untuk berdiskusi atau mencari sesuatu. Di sinilah media sosial membantu kita untuk saling terhubung. Kita tidak perlu lagi bertemu langsung antar muka untuk bersosialisasi dan berkomunikasi. Dengan media sosial kita bisa berdiskusi, bersosialsasi, dan berkomunikasi dari jarak jauh. Tentu selain menghemat waktu kita juga dapat menjangkau lebih banyak orang.

-      -    Membantu dalam menjalankan usaha kita seperti perdagangan dan sebagainya. Kita lebih mudah mempromosikan suatu produk yang kita jual. Dengan media sosial kita bisa menciptakan suatu usaha dalam mendapat penghasilan sehingga membantu kehidupan kita. Tentunya dalam hal ini kita harus jujur dan dapat dipercaya agar tidak menimbulkan masalah.

-      -       Meringankan berbagai pekerjaan. Pekerjaan di kantor tidak perlu harus selalu dikerjakan di kantor, dengan bantuan media sosial kita bisa mengerjakan pekerjaan kita di rumah kemudian tinggal memberi datanya melalui media sosial seperti e-mail dan sebagainya. Begitu juga dengan guru dan siswa tidak harus selalu bertemu secara langsung dalam memberi pembelajaran. Ketika siswa ingin bertanya sesuatu terkait pelajarannya, mereka bisa menggunakan media sosial sebagai sarana.

Dengan media sosial kita bisa mendapat berbagai manfaatnya seperti yang sudah disebutkan. Meskipun begitu media sosial juga memberi dampak yang buruk bagi masyarakat. Berikut beberapa dampak buruk atau negatif dari media sosial :

-      -       Mengurangi sifat sosial di dunia nyata. Ini menjadi efek negatif yang umum terjadi di media sosial. Karena sering berkomunikasi di dunia maya atau media sosial, pengguna menjadi malas untuk berkomunikasi dengan orang-orang di luar. Padahal komunikasi dan sosialisasi di dunia nyata lebih penting dibandingkan di dunia maya bahkan pengaruhnya lebih besar daripada sekedar bersosialisasi di dunia maya.

-      -      Kejahatan dan penipuan yang sering terjadi di dunia maya. Banyak media sosial yang terbuka di mana media tersebut menerima siapa saja yang ingin bergabung. Meski ada persyaratan-persyaratan yang dicantumkan sebelum bergabung, tetap saja banyak kelemahan yang dimiliki media sosial. Berbagai penipuan, kejahatan, kriminalitas dilakukan melalui media sosial, dengan memalsukan identitas sehingga orang tidak akan mengenali dan mengetahui orang yang melakukan kejahatan tersebut. Tentu hal ini terjadi terus-menerus karena kurangnya kewaspadaan dari pengguna media sosial lainnya.

-     -     Dapat membuat kecanduan sehingga banyak pekerjaan tertunda karena media sosial. Tentu baik ketika kita bisa berkomunikasi dengan sesama, namun tetap saja harus dibatasi. Karena kemudahan serta fitur-fitur menggoda yang ada pada berbagai media sosial, seseorang bisa kecanduan untuk menggunakan media sosial tersebut sehingga waktunya banyak terbuang dan pekerjaan lain tidak terselesaikan. Contohnya seperti para siswa yang kecanduan media sosial, mereka akan menghabiskan banyak waktu di media sosial tersebut (yang kebanyakan tidak berhubungan dengan pelajaran sekolahnya) sehingga waktu belajarnya terbuang bahkan hilang sama sekali.

Media sosial sangat bermanfaat bagi kita semua, namun di satu sisi media sosial bisa memberi dampak negatif bagi orang-orang. Ini semua tergantung dengan penggunanya sendiri apakah mau menggunakan media sosial dengan baik atau tidak. Tidak sedikit kasus-kasus dan permasalahan  yang terjadi akibat media sosial. Beberapa contoh kasus yang umumnya terjadi akibat penggunaan media sosial yang buruk yaitu :

-      -     Kasus bunuh diri. Terjadi akibat tekanan sosial dan kekerasan verbal yang dilakukan oleh berbagai orang. Media sosial yang seharusnya menjadi sarana untuk bersosialisasi dengan baik justru menjadi sarana untuk menghina dan mengejek. Akibatnya korban mengalami banyak tekanan batin, terutama karena di media sosial berita bisa tersebar dengan cepat. Banyaknya tekanan yang dialami korban membuatnya depresi berat sampai memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

-     -    Menghina dan mencemarkan nama baik. Mengkritik seseorang boleh dilakukan karena bertujuan baik untuk orang yang dikritik. Namun mengkritik secara berlebihan hingga menjurus ke penghinaan serta pencemaran nama baik merupakan suatu tindakan yang tidak terpuji, apalagi jika itu murni penghinaan (tanpa ada maksud baik seperti mengkritik). Media sosial mudah diakses dan digunakan sehingga tidak sulit bagi seseorang untuk mengungkapkan sesuatu. Tapi bukan berarti kita bebas menghina seseorang. Banyak yang menjadi korban karena menghina seseorang secara berlebihan baik secara sosial maupun secara hukum, terutama sejak munculnya UU ITE di Indonesia.

-      -      Penipuan. Hal ini umum kita dengar di dunia maya. Penipuan baik dalam skala kecil maupun besar tetap saja merupakan kejahatan. Media sosial banyak dimanfaatkan untuk meraup keuntungan dengan cara yang tidak baik oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Banyak kasus yang terjadi akibat penipuan baik dalam skala kecil maupun besar.

Masih banyak kasus yang terjadi akibat penggunaan media sosial yang salah. Agar kita tidak tersandung oleh kasus-kasus di media sosial, hendaknya kita menggunakan media sosial dengan baik dan benar sesuai prosedur dan tetap waspada agar tidak terjebak oleh kasus-kasus yang muncul. Media sosial dibuat untuk tujuan yang baik, karena itu kita juga harus menggunakannya dengan tujuan yang baik agar manfaat media sosial bisa kita rasakan di kehidupan kita. Dan perlu diingat bahwa biarpun media sosial sangat bermanfaat bagi sosialisasi dan komunikasi dengan sesama, sosialisasi dan komunikasi di dunia nyata tetap harus selalu dilakukan karena itulah yang dibutuhkan oleh manusia. Karena itu, marilah kita menggunakan media sosial dengan baik dan benar!

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak



Di lingkungan kita, seringkali kita menemukan berbagai anak dengan kepribadian yang berbeda-beda. Ada yang pendiam, pemarah, manja, dan sebagainya. Saya juga sering menemukan anak yang merengek-rengek meminta sesuatu kepada orang tuanya di beberapa pusat perbelanjaan sampai tidak jarang ada yang melawan orang tuanya. Namun ada juga anak yang terlihat akrab dengan orang tua di mana dia bisa berbicara dan bercanda-tawa dengan orang tuanya. Banyak sekali kepribadian setiap anak dan hal-hal yang mempengaruhi pribadi yang dimilikinya. Namun hal yang paling berpengaruh bagi kepribadian seorang anak tentu adalah orang tuanya.

Orang tua, yaitu ayah dan ibu, memiliki peranan dalam sebuah keluarga di mana mereka mendidik dan membimbing anak-anaknya. Bisa dibayangkan jika seorang anak tidak memiliki orang tua apakah yang akan terjadi padanya. Tentu tidak harus orang tua kandung karena banyak kasus yang menyebabkan mereka tidak memiliki orang tua (seperti anak-anak yatim-piatu dan lain-lain). Meski begitu kita tetap tahu bahwa anak membutuhkan ayah dan ibu karena dari merekalah lahir anak-anak.
Sama seperti anak, orang tua juga memiliki kepribadian yang berbeda-beda sehingga kerap kali mempengaruhi cara mereka mendidik anak-anak mereka. Ada banyak cara yang diterapkan oleh orang tua sebagai pola asuh yang digunakan dalam mendidik anak-anak mereka. Berikut 4 pola asuh menurut Baumrind (1967) :

1. Pola Asuh Demokratis

Orang tua dengan pola asuh ini memprioritaskan kepentingan anak, namun dengan pengendalian yang baik. Orang tua akan selalu bersikap rasional dalam melihat tindakan anak. Selain itu orang tua juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak sehingga tidak memaksakan sesuatu yang di luar kemampuan anak.  Orang tua tipe ini memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatan kepada anak bersifat hangat. Pola asuh ini akan menumbuhkan kepribadian yang baik kepada anak, yang cenderung mampu bertindak dengan baik, berpikir mengenai sesuatu yang baik dan buruk, dan bersikap baik dengan orang tua sehingga hubungan orang tua dengan anak bertumbuh dengan baik. Pola asuh ini merupakan pola asuh yang baik diterapkan oleh orang tua.


2. Pola Asuh Otoriter

Jika pola asuh sebelumnya memberi kebebasan kepada anak untuk memilih, pola asuh yang satu ini cenderung menerapkan standar dan aturan yang tinggi, bahkan sering menggunakan ancaman dan hukuman. Orang tua dengan pola asuh ini cenderung memaksa, memerintah, dan menghukum anak. Orang tua dengan tipe yang keras seperti ini memiliki tujuan agar anaknya menjadi seperti yang diinginkannya, tanpa melihat atau memikirkan keinginan anak yang berlawanan dengan keinginan orang tua. Mereka juga tidak mau berkompromi dengan anak sehingga anak harus menuruti segala kemauan anak. Pola asuh ini akan memberi dampak bagi anak di mana anak menjadi takut, pasif, dan tidak pandai dalam memilih serta bercita-cita yang luas karena dibatasi oleh keinginan orang tuanya. Hubungan anak dengan orang tua tipe ini tidak dekat dan hangat karena anak cenderung merasa takut kepada orang tuanya.

3. Pola Asuh Permisif

Pola asuh ini cenderung memanjakan anak sehingga pengawasan terhadap anak sangat longgar. Anak diberi kebebasan untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya, bahkan yang seringkali berbahaya dan kurang baik. Bahkan orang tua tipe ini hanya memberi bimbingan yang sangat sedikit dan seadanya. Hubungan anak dengan orang tua tipe ini sangat dekat dan hangat namun menumbuhkan kepribadian yang buruk bagi anak ketika berada di lingkungan masyarakat. Anak akan selalu mengandalkan orang tua bahkan ketika ada sesuatu yang seharusnya bisa dilakukan sendiri oleh anak. Anak akan manja, egois, dan bersikap buruk ketika ada keinginan atau kemauannya yang tidak terpenuhi.

4. Pola Asuh Penelantar

Orang tua dengan pola asuh ini hanya memberi waktu dan biaya yang sangat sedikit kepada anak. Orang tua kebanyakan menghabiskan waktu mereka untuk kegiatan masing-masing (umumnya untuk bekerja). Jarang terjadi komunikasi antara anak dengan orang tua sehingga hubungan kedua pihak tidak dekat bahkan bisa saja anak tidak mengenal orang tuanya dengan baik akibat kurangnya komunikasi.  Akibatnya anak akan memiliki kepribadian yang buruk dan kurang bertanggung jawab serta semau-maunya.


Dari berbagai pola asuh kita bisa melihat banyak orang tua yang memiliki pola asuh yang salah. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain :

- -   Terlalu dimanja. Meskipun Anda memiliki banyak uang dan bisa membeli segala hal untuk anak Anda, Anda tidak bisa memberi segala hal kepada anak Anda terutama hal-hal yang belum boleh disentuh anak seusianya. Akibatnya anak akan meminta segala hal yang dia inginkan bahkan yang belum boleh dia gunakan. Salah satu contoh yang kita lihat adalah kendaraan bermotor di mana anak di bawah 17 tahun sudah diberi izin memakai motor bahkan mobil di jalan raya. SIM tidak dimiliki dan umur belum mencukupi, tentu hal ini dan berbagai hal lainnya perlu diperhatikan saat memberikan sesuatu untuk anak Anda.

-Terlalu overprotektif. Sebagai orang tua tentu perlu melindungi anak-anaknya agar terhindar dari bahaya. Namun jika terlalu dilindungi ini akan membuatnya terlalu mengandalkan orang tuanya dan sulit untuk hidup mandiri. Ketika ada hal kecil yang biasa saja, orang tua sudah melarang. Jika itu bukan hal yang berbahaya dan melanggar hukum, untuk apa kita harus melarang apalagi jika itu baik buat pengetahuan dan perkembangan si anak. Biarlah anak mengenal dunia nya sehingga dia bisa bertumbuh menjadi orang yang mandiri dalam hidup.

-Terlalu sibuk dengan pekerjaan. Orang tua bekerja untuk menghidupi kehidupan keluarga, namun jangan sampai melewatkan waktu bersama anak dan keluarga. Kebanyakan orang tua yang sibuk hanya bertemu dengan anak waktu pagi dan malam saat dia pulang kerja. Anak tidak bisa akrab dengan orang tua nya jika terjadi hal seperti ini. Luangkan waktu Anda untuk berkumpul bersama anak-anak dan keluarga, setidaknya ada waktu di weekend atau liburan. Dengan begitu anak akan senang bisa bersama dengan orang tuanya. 

-Terlalu keras dan memaksakan peraturan. Untuk membuat anak disiplin tidak perlu terlalu keras dan memaksa mereka untuk mengikuti segala aturan yang dibuat oleh orang tua. Ini hanya akan menumbuhkan mental penakut terhadap orang tuanya. Tegurlah dengan lembut jika anak melakukan kesalahan. Sesekali keras boleh namun tidak setiap saat agar anak tidak takut kepada orang tua, melainkan tahu bahwa orang tua ingin dia menjadi anak yang baik, taat aturan, dan sayang kepada orang tuanya.

Banyak sekali kesalahan yang dilakukan orang tua dalam mengasuh anak. Kesalahan itu akan menumbuhkan rasa takut, kebencian terhadap orang tua, pemberontak, dan hal negatif lainnya sehingga tidak hanya berdampak pada keluarga saja, tetapi juga di masyarakat. Tentu menjadi orang tua perlu tanggung jawab yang besar. Karena itu diperlukan kesiapan sebelum berkeluarga. Ketika memiliki anak maka orang tua akan siap untuk mendidik dan mengasuh anak-anaknya dengan baik.
           
Jika tadi dijabarkan kesalahan pada pola asuh, maka berikut adalah hal-hal yang diperlukan dalam mengasuh anak antara lain :

    Cinta kasih kepada anak. Orang tua perlu memberikan cinta kasihnya kepada anak-anaknya. Jika sudah mencintai dan mengasihi maka orang tua akan merasa senang dan bahagia karena memiliki anak. Cintailah anak-anak Anda sebagai orang tua yang baik agar nantinya merekapun dapat mencintai orang tuanya.

-   Disiplin yang baik. Agar anak dapat memiliki pola hidup yang baik kita perlu memberi aturan yang dapat membuat mereka hidup dengan baik. Tentu tidak dengan keras dan memaksa namun dengan dorongan yang baik agar anak mau mengikutinya bukan karena terpaksa melainkan karena mereka tahu bahwa yang diberi oleh orang tuanya adalah hal yang baik buat masa depan mereka.
-     Waktu luang untuk kebersamaan dengan anak-anak. Anak-anak perlu memiliki waktu bersama dengan orang tuanya agar mereka bisa saling berkomunikasi dan bermain bersama. Jika Anda punya waktu, gunakanlah untuk berekreasi atau bermain bersama anak agar hubungan antara orang tua dengan anak selalu dekat dan akrab.

-       Beri contoh yang baik. Anak akan mengikuti orang tuanya ketika mereka melihat yang diperbuat oleh orang tuanya. Karena itu sebagai orang tua, berilah mereka contoh yang baik agar mereka pun akan memiliki pola hidup dan tingkah laku yang baik. Cara kita menjaga kesehatan, menjalani kehidupan, menyikapi peraturan-peraturan, dan berbagai hal lainnya akan menciptakan pola hidup seperti apa kepada anak. Jika orang tua berperilaku buruk, maka anak akan buruk. Jika orang tua berperilaku baik, maka anak akan baik (meskipun ini juga dipengaruhi faktor lainnya).

Orang tua tetaplah manusia, mereka bisa melakukan kesalahan. Namun sebagai manusia yang baik, kita harus bisa menghindari kesalahan agar tidak terjadi atau terulang lagi. Sama seperti mengasuh anak, orang tua perlu menghindari kesalahan-kesalahan yang akan memberi pengaruh kepada anak. Jika orang tua bisa memberi pola asuh yang baik dan benar, maka anak akan memiliki karakter, tingkah laku, dan pola hidup yang baik. Karena itu, jadilah orang tua yang baik dalam mengasuh anak agar anak akan menjadi seorang manusia yang kita inginkan, yang bersikap baik, dan mampu bermasyarakat dengan baik. Jika tidak dari orang tua, siapa lagi yang akan memulai.

Stratifikasi dan Diferensiasi Sosial dalam Masyarakat

Di dalam masyarakat terdapat banyak sekali keluarga dan kalangan yang saling berbeda-beda baik dalam suku, agama, adat, dan sebagainya. Hal-hal tersebut membuat terdapat perbedaan sosial yang ada di masyarakat. Perbedaan sosial tersebut menjadi salah satu hal yang mempengaruhi apakah kerukunan dapat terjadi atau tidak. Hal-hal terkait dijabarkan dalam stratifikasi dan diferensiasi sosial.
            
Diferensiasi adalah klasifikasi terhadap perbedaan-perbedaan yang biasanya sama.Pengertian sama disini menunjukkan pada penggolongan atau klasifikasi masyarakat secara horisontal, mendatar, atau sejajar. Ada dua pengelompokan diferensiasi di dalam masyarakat yaitu kemajemukan sosial yang terdiri dari ras, etnis, dan agama, kemudian satunya yaitu heterogenitas sosial yang dibedakan berdasarkan profesi dan jenis kelamin.
   
Dalam diferensiasi tidak ada tingkatan-tingkatan yang membedakan. Perbedaan ini umumnya merupakan bawaan sejak lahir seperti suku. Sebagai contoh suku Batak dan suku Betawi memiliki kelebihan dan keunikan masing-masing. Kita tidak bisa mengatakan bahwa di Indonesia suku Betawi lebih hebat atau lebih baik dari suku Batak, begitu juga sebaliknya. Jadi meskipun berbeda, kedua suku tetap memiliki tingkat sosial yang sama dengan banyak suku di Indonesia.

Perbedaan atau diferensiasi sosial bisa dilihat berdasarkan ciri-ciri berikut :

a. Ciri fisik

Perbedaan ini umumnya merupakan bawaan sejak lahir yang meliputi fisik seseorang seperti warna kulit, rambut, muka, dan sebagainya.

b. Ciri Sosial

Perbedaan ini terjadi karena perbedaan dalam pekerjaan yang membentuk perilaku serta cara pandang yang   berbeda-beda. Contoh seorang dokter memiliki pola perilaku yang berbeda dengan pilot.

c. Ciri budaya      
    
Perbedaan ini terbentuk melalui pandangan hidup seseorang di dalam keluarga dan masyarakat. Ciri tersebut dipengaruhi oleh suku atau etnis dan kepercayaan. Perbedaan tersebut tampak dalam bahasa, adat, pakaian, seni, agama dan sebagainya.

Dari perbedaan-perbedaan di atas bisa kita lihat bahwa banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan atau diferensiasi sosial dalam masyarakat, yang umumnya dipengaruhi dari cara hidup seseorang.
 
Selain perbedaan di atas, pengelompokan diferensiasi sosial dapat dilihat dalam kriteria-kriteria berikut : 

1. Diferensiasi ras

Perbedaan yang dilihat dari ciri-ciri fisik bawaan. Pengelompokan ini melihat ciri-ciri fisik seseorang.

2. Diferensiasi Suku Bangsa (etnis)

Perbedaan ini melihat suku bangsa atau etnis seseorang. Etnis sendiri merupakan sekelompok rakyat yang memiliki hubungan biologis sehingga memiliki adat dan bahasa suku yang sama.

3. Diferensiasi Klan

Perbedaan ini meliputi hubungan keluarga atau ikatan darah yang di dalamnya terdapat kesatuan keturunan, kesatuan tradisi, dan kesatuan kepercayaan.

4. Diferensiasi Agama

Perbedaan yang didasari oleh agama yang dianut seseorang. Pengelompokan dilakukan berdasarkan agama atau kepercayaan yang dianut. 

5. Diferensiasi Profesi

Perbedaan yang pengelompokannya berdasarkan jenis pekerjaan atau profesi yang dilakukannya, yang tentunya setiap profesi memiliki keterampilan masing-masing.

6. Diferensiasi Jenis Kelamin

Perbedaan berdasarkan jenis kelamin baik laki-laki atau perempuan. Ini merupakan perbedaan biologis yang mempengaruhi perilaku, bentuk tubuh, organ reproduksi, suara, dan sebagainya.

7. Diferensiasi Asal Daerah

Perbedaan yang terjadi berdasarkan daerah asal seseorang. Daerah membentuk perilaku yang disesuaikan dengan kondisi alam dan geografis daerahnya sehingga muncul perbedaan dari satu daerah dengan daerah lain.

8. Diferensiasi Partai

Perbedaan ini dilandasi dengan kelompok partai yang di dalamnya terdapat ideologi, kegiatan yang berhubungan dengan negara, serta visi dan misi yang dimiliki.

Selain diferensiasi, terdapat penggolongan yang disebut stratifikasi sosial. Berbeda dengan diferensiasi, stratifikasi membuat terjadi suatu tingkatan masyarakat sehingga perbedaan sosial terjadi dalam tingkatan atau lapisan di dalam suatu masyarakat. Stratiikasi sosial sendiri memiliki pengertian yaitu suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Jadi seseorang akan melihat golongan sosial berdasarkan statusnya.

Status sosial yang terbentuk dari stratifikasi sosial memiliki beberapa hal yang menjadi pengaruhnya. Hal tersebut antara lain kekayaan, kekuasaan, dan kehormatan. ini merupakan ukuran yang biasa dipakai oleh penduduk dan masyarakat dalam melihat perbedaan setiap orang.  Penjelasan mengenai ketiganya adalah sebagai berikut :
 
1. Ukuran kekayaan

Ukuran ini melihat kekayaan atau status ekonomi dari seseorang. Bentuknya antara lain kaya atau miskin. Ukuran ini cukup banyak dilihat oleh berbagai lapisan masyarakat.

2. Ukuran kekuasaan

Ukuran ini melihat kekuasaan dalam suatu masyarakat di mana dalam suatu masyarakat ada penguasa yang menguasai masyarakat sehingga penguasa dipandang sebagai kelompok yang paling kuat dalam masyarakat.

3. Ukuran kehormatan

Ukuran ini melihat suatu kelompok yang terhormat di dalam suatu masyarakat. Kelompok tersebut memiliki pengaruh di dalam suatu masyarakat sehingga dihormati oleh kelompok lain. Kelompok yang dihormati ini bisa bangsawan, cendikiawan, sedangkan kelompok yang menghormati ialah rakyat awam.

Stratifikasi sosial sendiri memiliki beberapa sifat. Menurut Soerjono Soekanto ada tiga sifat, antara lain :

Stratifikasi Sosial Tertutup, di mana anggota setiap lapisan sulit mengadakan mobilitas secara vertikal atau naik/turun. Hanya bisa secara horizontal atau mendatar.

Stratifikasi Sosial Terbuka, di mana anggota setiap lapisan bisa melakukan mobilitas sosial baik vertikal maupun horizontal. Dengan kata lain bersifat dinamis.

Stratifikasi Sosial Campuran, yang merupakan gabungan antara stratifikasi terbuka dan tertutup.

sumber :         http://aliseptiansyah.wordpress.com/2013/01/24/diferensiasi-sosial-dan-stratifikasi-sosial/