Kamis, 16 Januari 2014

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak



Di lingkungan kita, seringkali kita menemukan berbagai anak dengan kepribadian yang berbeda-beda. Ada yang pendiam, pemarah, manja, dan sebagainya. Saya juga sering menemukan anak yang merengek-rengek meminta sesuatu kepada orang tuanya di beberapa pusat perbelanjaan sampai tidak jarang ada yang melawan orang tuanya. Namun ada juga anak yang terlihat akrab dengan orang tua di mana dia bisa berbicara dan bercanda-tawa dengan orang tuanya. Banyak sekali kepribadian setiap anak dan hal-hal yang mempengaruhi pribadi yang dimilikinya. Namun hal yang paling berpengaruh bagi kepribadian seorang anak tentu adalah orang tuanya.

Orang tua, yaitu ayah dan ibu, memiliki peranan dalam sebuah keluarga di mana mereka mendidik dan membimbing anak-anaknya. Bisa dibayangkan jika seorang anak tidak memiliki orang tua apakah yang akan terjadi padanya. Tentu tidak harus orang tua kandung karena banyak kasus yang menyebabkan mereka tidak memiliki orang tua (seperti anak-anak yatim-piatu dan lain-lain). Meski begitu kita tetap tahu bahwa anak membutuhkan ayah dan ibu karena dari merekalah lahir anak-anak.
Sama seperti anak, orang tua juga memiliki kepribadian yang berbeda-beda sehingga kerap kali mempengaruhi cara mereka mendidik anak-anak mereka. Ada banyak cara yang diterapkan oleh orang tua sebagai pola asuh yang digunakan dalam mendidik anak-anak mereka. Berikut 4 pola asuh menurut Baumrind (1967) :

1. Pola Asuh Demokratis

Orang tua dengan pola asuh ini memprioritaskan kepentingan anak, namun dengan pengendalian yang baik. Orang tua akan selalu bersikap rasional dalam melihat tindakan anak. Selain itu orang tua juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak sehingga tidak memaksakan sesuatu yang di luar kemampuan anak.  Orang tua tipe ini memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatan kepada anak bersifat hangat. Pola asuh ini akan menumbuhkan kepribadian yang baik kepada anak, yang cenderung mampu bertindak dengan baik, berpikir mengenai sesuatu yang baik dan buruk, dan bersikap baik dengan orang tua sehingga hubungan orang tua dengan anak bertumbuh dengan baik. Pola asuh ini merupakan pola asuh yang baik diterapkan oleh orang tua.


2. Pola Asuh Otoriter

Jika pola asuh sebelumnya memberi kebebasan kepada anak untuk memilih, pola asuh yang satu ini cenderung menerapkan standar dan aturan yang tinggi, bahkan sering menggunakan ancaman dan hukuman. Orang tua dengan pola asuh ini cenderung memaksa, memerintah, dan menghukum anak. Orang tua dengan tipe yang keras seperti ini memiliki tujuan agar anaknya menjadi seperti yang diinginkannya, tanpa melihat atau memikirkan keinginan anak yang berlawanan dengan keinginan orang tua. Mereka juga tidak mau berkompromi dengan anak sehingga anak harus menuruti segala kemauan anak. Pola asuh ini akan memberi dampak bagi anak di mana anak menjadi takut, pasif, dan tidak pandai dalam memilih serta bercita-cita yang luas karena dibatasi oleh keinginan orang tuanya. Hubungan anak dengan orang tua tipe ini tidak dekat dan hangat karena anak cenderung merasa takut kepada orang tuanya.

3. Pola Asuh Permisif

Pola asuh ini cenderung memanjakan anak sehingga pengawasan terhadap anak sangat longgar. Anak diberi kebebasan untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya, bahkan yang seringkali berbahaya dan kurang baik. Bahkan orang tua tipe ini hanya memberi bimbingan yang sangat sedikit dan seadanya. Hubungan anak dengan orang tua tipe ini sangat dekat dan hangat namun menumbuhkan kepribadian yang buruk bagi anak ketika berada di lingkungan masyarakat. Anak akan selalu mengandalkan orang tua bahkan ketika ada sesuatu yang seharusnya bisa dilakukan sendiri oleh anak. Anak akan manja, egois, dan bersikap buruk ketika ada keinginan atau kemauannya yang tidak terpenuhi.

4. Pola Asuh Penelantar

Orang tua dengan pola asuh ini hanya memberi waktu dan biaya yang sangat sedikit kepada anak. Orang tua kebanyakan menghabiskan waktu mereka untuk kegiatan masing-masing (umumnya untuk bekerja). Jarang terjadi komunikasi antara anak dengan orang tua sehingga hubungan kedua pihak tidak dekat bahkan bisa saja anak tidak mengenal orang tuanya dengan baik akibat kurangnya komunikasi.  Akibatnya anak akan memiliki kepribadian yang buruk dan kurang bertanggung jawab serta semau-maunya.


Dari berbagai pola asuh kita bisa melihat banyak orang tua yang memiliki pola asuh yang salah. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain :

- -   Terlalu dimanja. Meskipun Anda memiliki banyak uang dan bisa membeli segala hal untuk anak Anda, Anda tidak bisa memberi segala hal kepada anak Anda terutama hal-hal yang belum boleh disentuh anak seusianya. Akibatnya anak akan meminta segala hal yang dia inginkan bahkan yang belum boleh dia gunakan. Salah satu contoh yang kita lihat adalah kendaraan bermotor di mana anak di bawah 17 tahun sudah diberi izin memakai motor bahkan mobil di jalan raya. SIM tidak dimiliki dan umur belum mencukupi, tentu hal ini dan berbagai hal lainnya perlu diperhatikan saat memberikan sesuatu untuk anak Anda.

-Terlalu overprotektif. Sebagai orang tua tentu perlu melindungi anak-anaknya agar terhindar dari bahaya. Namun jika terlalu dilindungi ini akan membuatnya terlalu mengandalkan orang tuanya dan sulit untuk hidup mandiri. Ketika ada hal kecil yang biasa saja, orang tua sudah melarang. Jika itu bukan hal yang berbahaya dan melanggar hukum, untuk apa kita harus melarang apalagi jika itu baik buat pengetahuan dan perkembangan si anak. Biarlah anak mengenal dunia nya sehingga dia bisa bertumbuh menjadi orang yang mandiri dalam hidup.

-Terlalu sibuk dengan pekerjaan. Orang tua bekerja untuk menghidupi kehidupan keluarga, namun jangan sampai melewatkan waktu bersama anak dan keluarga. Kebanyakan orang tua yang sibuk hanya bertemu dengan anak waktu pagi dan malam saat dia pulang kerja. Anak tidak bisa akrab dengan orang tua nya jika terjadi hal seperti ini. Luangkan waktu Anda untuk berkumpul bersama anak-anak dan keluarga, setidaknya ada waktu di weekend atau liburan. Dengan begitu anak akan senang bisa bersama dengan orang tuanya. 

-Terlalu keras dan memaksakan peraturan. Untuk membuat anak disiplin tidak perlu terlalu keras dan memaksa mereka untuk mengikuti segala aturan yang dibuat oleh orang tua. Ini hanya akan menumbuhkan mental penakut terhadap orang tuanya. Tegurlah dengan lembut jika anak melakukan kesalahan. Sesekali keras boleh namun tidak setiap saat agar anak tidak takut kepada orang tua, melainkan tahu bahwa orang tua ingin dia menjadi anak yang baik, taat aturan, dan sayang kepada orang tuanya.

Banyak sekali kesalahan yang dilakukan orang tua dalam mengasuh anak. Kesalahan itu akan menumbuhkan rasa takut, kebencian terhadap orang tua, pemberontak, dan hal negatif lainnya sehingga tidak hanya berdampak pada keluarga saja, tetapi juga di masyarakat. Tentu menjadi orang tua perlu tanggung jawab yang besar. Karena itu diperlukan kesiapan sebelum berkeluarga. Ketika memiliki anak maka orang tua akan siap untuk mendidik dan mengasuh anak-anaknya dengan baik.
           
Jika tadi dijabarkan kesalahan pada pola asuh, maka berikut adalah hal-hal yang diperlukan dalam mengasuh anak antara lain :

    Cinta kasih kepada anak. Orang tua perlu memberikan cinta kasihnya kepada anak-anaknya. Jika sudah mencintai dan mengasihi maka orang tua akan merasa senang dan bahagia karena memiliki anak. Cintailah anak-anak Anda sebagai orang tua yang baik agar nantinya merekapun dapat mencintai orang tuanya.

-   Disiplin yang baik. Agar anak dapat memiliki pola hidup yang baik kita perlu memberi aturan yang dapat membuat mereka hidup dengan baik. Tentu tidak dengan keras dan memaksa namun dengan dorongan yang baik agar anak mau mengikutinya bukan karena terpaksa melainkan karena mereka tahu bahwa yang diberi oleh orang tuanya adalah hal yang baik buat masa depan mereka.
-     Waktu luang untuk kebersamaan dengan anak-anak. Anak-anak perlu memiliki waktu bersama dengan orang tuanya agar mereka bisa saling berkomunikasi dan bermain bersama. Jika Anda punya waktu, gunakanlah untuk berekreasi atau bermain bersama anak agar hubungan antara orang tua dengan anak selalu dekat dan akrab.

-       Beri contoh yang baik. Anak akan mengikuti orang tuanya ketika mereka melihat yang diperbuat oleh orang tuanya. Karena itu sebagai orang tua, berilah mereka contoh yang baik agar mereka pun akan memiliki pola hidup dan tingkah laku yang baik. Cara kita menjaga kesehatan, menjalani kehidupan, menyikapi peraturan-peraturan, dan berbagai hal lainnya akan menciptakan pola hidup seperti apa kepada anak. Jika orang tua berperilaku buruk, maka anak akan buruk. Jika orang tua berperilaku baik, maka anak akan baik (meskipun ini juga dipengaruhi faktor lainnya).

Orang tua tetaplah manusia, mereka bisa melakukan kesalahan. Namun sebagai manusia yang baik, kita harus bisa menghindari kesalahan agar tidak terjadi atau terulang lagi. Sama seperti mengasuh anak, orang tua perlu menghindari kesalahan-kesalahan yang akan memberi pengaruh kepada anak. Jika orang tua bisa memberi pola asuh yang baik dan benar, maka anak akan memiliki karakter, tingkah laku, dan pola hidup yang baik. Karena itu, jadilah orang tua yang baik dalam mengasuh anak agar anak akan menjadi seorang manusia yang kita inginkan, yang bersikap baik, dan mampu bermasyarakat dengan baik. Jika tidak dari orang tua, siapa lagi yang akan memulai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar