Di
lingkungan kita, seringkali kita menemukan berbagai anak dengan kepribadian
yang berbeda-beda. Ada yang pendiam, pemarah, manja, dan sebagainya. Saya juga
sering menemukan anak yang merengek-rengek meminta sesuatu kepada orang tuanya
di beberapa pusat perbelanjaan sampai tidak jarang ada yang melawan orang
tuanya. Namun ada juga anak yang terlihat akrab dengan orang tua di mana dia
bisa berbicara dan bercanda-tawa dengan orang tuanya. Banyak sekali kepribadian
setiap anak dan hal-hal yang mempengaruhi pribadi yang dimilikinya. Namun hal
yang paling berpengaruh bagi kepribadian seorang anak tentu adalah orang
tuanya.
Orang
tua, yaitu ayah dan ibu, memiliki peranan dalam sebuah keluarga di mana mereka
mendidik dan membimbing anak-anaknya. Bisa dibayangkan jika seorang anak tidak
memiliki orang tua apakah yang akan terjadi padanya. Tentu tidak harus orang
tua kandung karena banyak kasus yang menyebabkan mereka tidak memiliki orang
tua (seperti anak-anak yatim-piatu dan lain-lain). Meski begitu kita tetap tahu
bahwa anak membutuhkan ayah dan ibu karena dari merekalah lahir anak-anak.
Sama
seperti anak, orang tua juga memiliki kepribadian yang berbeda-beda sehingga
kerap kali mempengaruhi cara mereka mendidik anak-anak mereka. Ada banyak cara
yang diterapkan oleh orang tua sebagai pola asuh yang digunakan dalam mendidik
anak-anak mereka. Berikut 4 pola asuh menurut Baumrind (1967) :
1.
Pola Asuh Demokratis
Orang
tua dengan pola asuh ini memprioritaskan kepentingan anak, namun dengan
pengendalian yang baik. Orang tua akan selalu bersikap rasional dalam melihat
tindakan anak. Selain itu orang tua juga bersikap realistis terhadap kemampuan
anak sehingga tidak memaksakan sesuatu yang di luar kemampuan anak. Orang tua tipe ini memberikan kebebasan
kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatan kepada
anak bersifat hangat. Pola asuh ini akan menumbuhkan kepribadian yang baik
kepada anak, yang cenderung mampu bertindak dengan baik, berpikir mengenai
sesuatu yang baik dan buruk, dan bersikap baik dengan orang tua sehingga
hubungan orang tua dengan anak bertumbuh dengan baik. Pola asuh ini merupakan
pola asuh yang baik diterapkan oleh orang tua.
2.
Pola Asuh Otoriter
Jika
pola asuh sebelumnya memberi kebebasan kepada anak untuk memilih, pola asuh
yang satu ini cenderung menerapkan standar dan aturan yang tinggi, bahkan
sering menggunakan ancaman dan hukuman. Orang tua dengan pola asuh ini
cenderung memaksa, memerintah, dan menghukum anak. Orang tua dengan tipe yang
keras seperti ini memiliki tujuan agar anaknya menjadi seperti yang
diinginkannya, tanpa melihat atau memikirkan keinginan anak yang berlawanan
dengan keinginan orang tua. Mereka juga tidak mau berkompromi dengan anak
sehingga anak harus menuruti segala kemauan anak. Pola asuh ini akan memberi
dampak bagi anak di mana anak menjadi takut, pasif, dan tidak pandai dalam
memilih serta bercita-cita yang luas karena dibatasi oleh keinginan orang
tuanya. Hubungan anak dengan orang tua tipe ini tidak dekat dan hangat karena
anak cenderung merasa takut kepada orang tuanya.
3.
Pola Asuh Permisif
Pola
asuh ini cenderung memanjakan anak sehingga pengawasan terhadap anak sangat
longgar. Anak diberi kebebasan untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya,
bahkan yang seringkali berbahaya dan kurang baik. Bahkan orang tua tipe ini
hanya memberi bimbingan yang sangat sedikit dan seadanya. Hubungan anak dengan
orang tua tipe ini sangat dekat dan hangat namun menumbuhkan kepribadian yang
buruk bagi anak ketika berada di lingkungan masyarakat. Anak akan selalu
mengandalkan orang tua bahkan ketika ada sesuatu yang seharusnya bisa dilakukan
sendiri oleh anak. Anak akan manja, egois, dan bersikap buruk ketika ada
keinginan atau kemauannya yang tidak terpenuhi.
4.
Pola Asuh Penelantar
Orang
tua dengan pola asuh ini hanya memberi waktu dan biaya yang sangat sedikit
kepada anak. Orang tua kebanyakan menghabiskan waktu mereka untuk kegiatan
masing-masing (umumnya untuk bekerja). Jarang terjadi komunikasi antara anak
dengan orang tua sehingga hubungan kedua pihak tidak dekat bahkan bisa saja
anak tidak mengenal orang tuanya dengan baik akibat kurangnya komunikasi. Akibatnya anak akan memiliki kepribadian yang
buruk dan kurang bertanggung jawab serta semau-maunya.
Dari
berbagai pola asuh kita bisa melihat banyak orang tua yang memiliki pola asuh
yang salah. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain :
- - Terlalu dimanja. Meskipun Anda memiliki
banyak uang dan bisa membeli segala hal untuk anak Anda, Anda tidak bisa
memberi segala hal kepada anak Anda terutama hal-hal yang belum boleh disentuh
anak seusianya. Akibatnya anak akan meminta segala hal yang dia inginkan bahkan
yang belum boleh dia gunakan. Salah satu contoh yang kita lihat adalah
kendaraan bermotor di mana anak di bawah 17 tahun sudah diberi izin memakai
motor bahkan mobil di jalan raya. SIM tidak dimiliki dan umur belum mencukupi,
tentu hal ini dan berbagai hal lainnya perlu diperhatikan saat memberikan
sesuatu untuk anak Anda.
- - Terlalu overprotektif. Sebagai orang tua
tentu perlu melindungi anak-anaknya agar terhindar dari bahaya. Namun jika
terlalu dilindungi ini akan membuatnya terlalu mengandalkan orang tuanya dan
sulit untuk hidup mandiri. Ketika ada hal kecil yang biasa saja, orang tua
sudah melarang. Jika itu bukan hal yang berbahaya dan melanggar hukum, untuk
apa kita harus melarang apalagi jika itu baik buat pengetahuan dan perkembangan
si anak. Biarlah anak mengenal dunia nya sehingga dia bisa bertumbuh menjadi
orang yang mandiri dalam hidup.
- - Terlalu sibuk dengan pekerjaan. Orang
tua bekerja untuk menghidupi kehidupan keluarga, namun jangan sampai melewatkan
waktu bersama anak dan keluarga. Kebanyakan orang tua yang sibuk hanya bertemu
dengan anak waktu pagi dan malam saat dia pulang kerja. Anak tidak bisa akrab
dengan orang tua nya jika terjadi hal seperti ini. Luangkan waktu Anda untuk
berkumpul bersama anak-anak dan keluarga, setidaknya ada waktu di weekend atau
liburan. Dengan begitu anak akan senang bisa bersama dengan orang tuanya.
-- Terlalu keras dan memaksakan peraturan.
Untuk membuat anak disiplin tidak perlu terlalu keras dan memaksa mereka untuk
mengikuti segala aturan yang dibuat oleh orang tua. Ini hanya akan menumbuhkan
mental penakut terhadap orang tuanya. Tegurlah dengan lembut jika anak
melakukan kesalahan. Sesekali keras boleh namun tidak setiap saat agar anak
tidak takut kepada orang tua, melainkan tahu bahwa orang tua ingin dia menjadi
anak yang baik, taat aturan, dan sayang kepada orang tuanya.
Banyak
sekali kesalahan yang dilakukan orang tua dalam mengasuh anak. Kesalahan itu akan
menumbuhkan rasa takut, kebencian terhadap orang tua, pemberontak, dan hal
negatif lainnya sehingga tidak hanya berdampak pada keluarga saja, tetapi juga
di masyarakat. Tentu menjadi orang tua perlu tanggung jawab yang besar. Karena
itu diperlukan kesiapan sebelum berkeluarga. Ketika memiliki anak maka orang
tua akan siap untuk mendidik dan mengasuh anak-anaknya dengan baik.
Jika
tadi dijabarkan kesalahan pada pola asuh, maka berikut adalah hal-hal yang
diperlukan dalam mengasuh anak antara lain :
Cinta kasih kepada anak. Orang tua perlu
memberikan cinta kasihnya kepada anak-anaknya. Jika sudah mencintai dan
mengasihi maka orang tua akan merasa senang dan bahagia karena memiliki anak.
Cintailah anak-anak Anda sebagai orang tua yang baik agar nantinya merekapun
dapat mencintai orang tuanya.
- Disiplin yang baik. Agar anak dapat
memiliki pola hidup yang baik kita perlu memberi aturan yang dapat membuat
mereka hidup dengan baik. Tentu tidak dengan keras dan memaksa namun dengan
dorongan yang baik agar anak mau mengikutinya bukan karena terpaksa melainkan
karena mereka tahu bahwa yang diberi oleh orang tuanya adalah hal yang baik
buat masa depan mereka.
- Waktu luang untuk kebersamaan dengan
anak-anak. Anak-anak perlu memiliki waktu bersama dengan orang tuanya agar
mereka bisa saling berkomunikasi dan bermain bersama. Jika Anda punya waktu,
gunakanlah untuk berekreasi atau bermain bersama anak agar hubungan antara
orang tua dengan anak selalu dekat dan akrab.
- Beri contoh yang baik. Anak akan
mengikuti orang tuanya ketika mereka melihat yang diperbuat oleh orang tuanya.
Karena itu sebagai orang tua, berilah mereka contoh yang baik agar mereka pun
akan memiliki pola hidup dan tingkah laku yang baik. Cara kita menjaga
kesehatan, menjalani kehidupan, menyikapi peraturan-peraturan, dan berbagai hal
lainnya akan menciptakan pola hidup seperti apa kepada anak. Jika orang tua
berperilaku buruk, maka anak akan buruk. Jika orang tua berperilaku baik, maka
anak akan baik (meskipun ini juga dipengaruhi faktor lainnya).
Orang
tua tetaplah manusia, mereka bisa melakukan kesalahan. Namun sebagai manusia
yang baik, kita harus bisa menghindari kesalahan agar tidak terjadi atau
terulang lagi. Sama seperti mengasuh anak, orang tua perlu menghindari
kesalahan-kesalahan yang akan memberi pengaruh kepada anak. Jika orang tua bisa
memberi pola asuh yang baik dan benar, maka anak akan memiliki karakter,
tingkah laku, dan pola hidup yang baik. Karena itu, jadilah orang tua yang baik
dalam mengasuh anak agar anak akan menjadi seorang manusia yang kita inginkan,
yang bersikap baik, dan mampu bermasyarakat dengan baik. Jika tidak dari orang
tua, siapa lagi yang akan memulai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar